cover
Contact Name
Livana PH
Contact Email
jurkep.jiwa@gmail.com
Phone
+6289667888978
Journal Mail Official
jurkep.jiwa@gmail.com
Editorial Address
Faculty of Nursing and Health Sciences | University of Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang Gedung NRC University of Muhammadiyah Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
ISSN : 23382090     EISSN : 26558106     DOI : 10.26714/jkj
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Keperawatan Jiwa publishes articles in the scope of mental nursing broadly but is limited, especially in the field of mental nursing in healthy groups, risks, and disorders. Articles must be the result of research, case studies, results of literature studies, scientific concepts, knowledge and technology that are innovative and renewed within the scope of mental nursing science both on a national and international scale.
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 6, No 2 (2018): November 2018" : 10 Documents clear
HUBUNGAN LAMA HARI RAWAT DENGAN TANDA DAN GEJALA SERTA KEMAMPUAN PASIEN DALAM MENGONTROL HALUSINASI Rahayu, Prastiwi Puji; Utami, Retno
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.522 KB)

Abstract

Dampak adanya halusinasi dapat mengakibatkan seseorang mengalami ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau mengenali realitas yang menimbulkan kesukaran dalam kemampuan seseorang untuk berperan sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak bagi keluarga halusinasi sulit diterima oleh masyarakat, individu dan dipandang negatif oleh lingkungan.Mengetahui hubungan lama hari rawat dengan tanda dan gejala serta kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi di RSJ Grhasia Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan menggunakan Desain penelitian studi korelasional (Corrrelation study). Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 45 pasien halusinasi yang ada diruang inap Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta. Metode analisis yang digunakan adalah uji statistik menggunakan kendal Tau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan lama hari rawat pasien halusinasi Di RSJ Grhasia Yogyakarta didapatkan  paling banyak lebih dari 30 hari sebanyak 42 responden, tanda dan gejala pasien halusinasi Di RSJ Grhasia Yogyakarta didapatkan paling banyak kategori kurang sebanyak 30 responden, dan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi Di RSJ Grhasia Yogyakarta didapatkan paling banyak  kategori cukup sebanyak 27 responden.Tidak ada  hubungan lama hari rawat dengan tanda dan gejala dilihat dari nilai p-value sebesar 0,170<0,05, dan terdapat hubungan lama hari rawat dengan kontrol halusinasi dilihat dari nilai p-value sebesar 0,030<0,05 dengan nilai keeratan hubungan 0,325 dalam kategori rendah. Bagi pimpinan RS agar memberikan pengembangan pelayanan kesehatan pada pasien dalam meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya dalam lama hari rawat dengan tanda dan gejala kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi. Alahkah baiknya ada perbandingan antara tanda dan gejala sebelum di teliti dan sesudah di teliti. Kata kunci: Lama hari rawat, tanda dan gejala, kemampuan mengontrol halusinasi THE CORRELATION BETWEEN INPATIENT DURATION, AND SIGNS, SYMPTHOMS AND PATIENT’S ABILITY TO CONTROL HALLUCINATIONS ABSTRACTHallucinations can cause disability to communicate or recognize the reality that creates difficulties to act properly in everyday life. The impact of hallucinations on the family is hard to accept by society and individuals, and it is viewed as negative thing by the environment. The study aims to identify the correlation between inpatient duration and signs, symptoms and patient's ability to control the hallucinations at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta. This study used correlational study design. This study used total sampling technique. The samples were 45 hallucination patients at impatient wards at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta. The analytical method used statistical test using Tau constraints. The results of this study indicated that based on the hallucination of inpatient duration at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta, there were 42 respondents who had 30 days of inpatient duration; there were 30 respondents of hallucination patients at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta who have signs and symptoms in low category; there were 27 respondents at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta who had the ability in controlling hallucinations in moderate category. There was not any correlation between inpatient duration and signs and symptoms that can be seen from the p-value of 0.170 <0.05, and there was correlation between the inpatient duration and the control of hallucinations that can be seen from the p-value of 0.030 <0.05 with the closeness value 0.325 in low category. Hospital boards are suggested to provide the development of health services to patients in improving the quality of care, especially about inpatient duration and signs and symptoms of the patient's ability to control hallucinations. Is it better to have a comparison between the signs and symptoms before and after being studied. Keywords: Inpatient Duration, signs and symptoms, ability to control hallucinations
PENGARUH PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA TERHADAP PERSEPSI KADER DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA Indrawati, Putu Ari; Sulistiowati, Ni Made Dian; Nurhesti, Putu Oka Yuli
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.508 KB)

Abstract

Gangguan jiwa adalah suatu penyimpangan proses pikir, alam perasaan, dan prilaku seseorang, yang disebabkan oleh gangguan pada fungsi sosial, psikologis, genetik, fisik/kimiawi, atau biologis. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam merawat orang dengan gangguan jiwa adalah pemberian psikofarmaka dan penanganan secara psikologis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat. Saat ini masih terdapat stigma psikiatri negatif di masyarakat, oleh karena itu hal yang harus dibenahi adalah persepsi yang salah mengenai gangguan jiwa tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan membentuk kader kesehatan jiwa yang secara sukarela mau berpartisipasi dalam manajemen kasus gangguan jiwa yang ada di masyarakat. Kader merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat mulai secara swadaya melakukan pencegahan terkait masalah kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan kader kesehatan jiwa terhadap persepsi kader dalam merawat orang dengan gangguan jiwa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis quasy experiment, dan merupakan studi komparatif, dengan design penelitian pre post-test design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 27 orang didapat dari teknik sampling purposive sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik didapatkan nilai z = -4,568, dengan p value = 0,000, (p<α (0,05)), dengan demikian didapat hasil pelatihan kader kesehatan jiwa berpengaruh terhadap persepsi kader dalam merawat orang dengan gangguan jiwa. Kata kunci: Pelatihan kader, Persepsi kader, Merawat Orang Dengan Gangguan Jiwa. ANALYZE THE INFLUENCE OF CADRE FOR MENTAL ILLNESS TRAINING ON CADRE PERCEPTION FOR CARING PEOPLE WITH MENTAL ILLNESS ABSTRACTMental illness is an abnormality of thinking, emotion, and behavior process which is caused by social, psychological, genetics, phisical, or biological function disorders. Drug-induced could change in mood, thinking, and behavior process. Psychological treatments are kind of methods which can be used to treat someone who has experienced mental illness. It can be done by health worker, family, and society.  Negative psychyatry stigma still goes wide nowadays and this wrong perception related to mental illness should be cleared. One way that we can do is to create cadre for mental illness. The cadre is voluntarily participated for managing mental illness cases on society. Cadre is one of society empowerments so that expected the society begin to prevent health problems by self-supporting. This study aims to analyze the influence of cadre for mental illness training on cadre perception for caring people with mental illness. This study was a comparative study with quantitative approach. This study was quasi experiment with pre and post test design. There were 27 samples that collected by porposive sampling technique. The results of this study based on statistic test were obtained value of z = -4,568, with p value = 0,000, (p<α (0,05)). Based on the above findings, it can be concluded that there are significant impact of cadre mental illness training on cadre perception for caring. Keywords:  Cadre training, Cadre perception, Mental illness care.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PERILAKU CARING Anggoro, Wisnu Tri; Aeni, Qurrotul; Istioningsih, Istioningsih
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.008 KB)

Abstract

Perilaku caring perawat penting dalam melakukan asuhan keperawatan, karena perawat  tidak hanya dituntut untuk melakukan skill atau keterampilan dan pengetahuan saja. Perilaku caring perawat kepada pasien berdampak besar bagi layanan rumah sakit karena akan menimbulkan kepuasan pasien. Caring pada dasarnya perilaku perawat yang dipengaruhi oleh karakteristik perawat. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan perilaku caring perawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Penelitian ini menggunakan desainkorelasional dengan pendekatancross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling  sebanyak132 perawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Alat penelitian menggunakan kuesionerkarakteristik danCaring Behavior Investment (CBI) Questionnaire yang dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara umur (pvalue= 0,000), dan masa kerja (pvalue= 0,001) dengan perilaku caring perawat, sedangkan jenis kelamin (pvalue= 0,107), pendidikan (pvalue= 0,055), dan status pernikahan (pvalue= 0,117) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Usia yang lebih dewasa dan semakin lama masa kerja perawat maka semakin baik perilaku caring perawat, sedangkan jenis kelamin, pendidikan, dan status pernikahan tidak membedakan perilaku caring perawat. Peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan faktor internal dan eksternal perawat. Kata kunci: Karakteristik Perawat, Perilaku Caring RELATIONSHIP OF CARE CHARACTERISTICS WITH CARING BEHAVIOR ABSTRACTNurses caring behavior important in nursing care, as nurses are not only required to perform the skill or skills and knowledge alone. The behavior of the nurses caring for patients with major implications for hospital services because it will cause the patient satisfaction. Caring nurse whose behavior is basically influenced by the characteristics of nurses. The purpose of this study to determine the characteristics of the relationship with the nurse caring behaviors of nurses in hospitals Dr. H. Soewondo Kendal. This study uses a correlational design with cross sectional approach. The sample in this study were taken by using Proportionate Stratified Random Sampling 132 nurses at the Hospital Dr. H. Soewondo Kendal. Research tool questionnaire characteristics and Caring Behavior Investment (CBI) Questionnaire were analyzed by univariate and bivariate using chi square test. The results showed no significant relationship between age (pvalue= 0.000), and the work period (pvalue = 0.001) with the nurse caring behaviors, whereas gender (pvalue = 0.107), education (pvalue = 0.055), and marital status (pvalue = 0.117) did not show a significant relationship. The more mature age and the longer the nurse's working period the better the caring behavior of the nurse, while the sex, education, and marital status do not distinguish the caring behavior of the nurse. The researcher is then expected to develop internal and external factors of the nurse. Keywords: Characteristics of Nurses, Caring Behaviors
GAMBARAN PERILAKU ORANG TUA DALAM STIMULASI PADA ANAK YANG MENGALAMI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN USIA 0-6 TAHUN Haryanti, Dwi; Ashom, Khatimul; Aeni, Qurrotul
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.904 KB)

Abstract

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang tejadi pada anak yang dapat dilihat dari aspek motorik, emosi, kognitif dan psikososial interaksi anak terhadap lingkungan. Perkembangan anak paling pesat pada umur 0-6 tahun biasanyadisebut sebagai masa keemasaan atau the goldenages. Pada masa ini faktor stimulasi menjadi sangat penting dalam suatu perkembangan anak  agar  kemampuan anak terganggu meliputi perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa dan kemampuan sosial. Tuhuan penelitian untuk mengetahui perilaku orang tua dalam menstimulasi anak usia 0-6 tahun di kecamatan Gringsing. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriftif dengan menggunakan pendekatan metode survey. Tehnik pengembalian sampel menggunakan purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 65 responden. Alat penggumpulan data menggunakan kuesioner perilaku. Penelitian ini didapatkan hasilsebagian besar orang tua memiliki perilaku baik yaitu sebanyak 56 responden (86,2%), sebagian kecil memiliki perilaku cukup yaitu sebanyak 9 responden (13,8%) dan ≥35% responden belum melakukan motorik halus. Orang tua dapat mencari informasi tentang stimulasi perkembangan anak usia 0-6 tahun dengan jalan sering membaca buku, majalah, membuka internet bertanya kepada tenaga kesehatan, kader Posyandu, teman, atau keluarga untuk meningkatkan stimulasi perkembangan anak usia 0-6 tahun akan meningkat. Kata kunci: Perilaku orangtua , stimulasi  perkembangan anak IDENTIFIEDTHE BEHAVIOR OF PARENTS IN STIMULATING CHILDREN AGED 0-6 YEARS ABSTRACTDevelopment a change that happen in children that can be seen from the motorik, emotional, cognitive and psychosocial aspects of the child's interaction with the environment. The most rapid child development at the age of 0-6 years is usually called  as the golden age or the goldenages. At this time the stimulation factor becomes very important in a child's development so that the ability of children disturbed include the to development of soft motorik, coarse motorik, language and social ability. Objectiveb to identifiedthe behavior of parents in stimulating children aged 0-6 years in Gringsing district. This research descriptive quantitative research by using survey method approach. The technique of returning this sample with that purposive sampling and be found sample of 65 respondents. The instrument to collect data used questionnaire. This research got the result most parents have good behavior that as much 56 respondents 86,2%), some have enough behavior which  9 respondents (13,8%) and ≥35% of respondents have not done fine motor skills. Expected to find information about the stimulation of development of children aged 0-6 years by often reading books, magazines, opening the internet asking health workers, Posyandu cadres, friends, or family so that knowledge of developmental stimulation of children aged 0-6 years will increase. Keywords: Parent behavior, Child development stimulation
GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA LANSIA Mubin, Mohammad Fatkhul; PH, Livana; Mahmudah, Azizah Rahma
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.788 KB)

Abstract

Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah lansia terus meningkat dari tahun ketahun. Begitu juga dengan jumlah lansia diseluruh indonesia juga mengalami peningkatan tiap decade. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terkait dalam perkawinan, hubungan darah, adopsi dan tinggal dalam satu rumah. Adanya kejadian-kejadian yang signifikan seperti anggota keluarga yang mempunyai lansia dalam satu rumah menciptakan kondisi stres bagi keluarga yang merawatnya sehingga menjadi tuntutan yang memaksa keluarga untuk dapat beradaptasi terhadap adanya berubahan dalam segi membagi waktu untuk merawat lansia tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada keluarga yang mempunyai lansia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, total sampel 55 responden. Penelitian dilakukan di Desa Mororejo kec. Kaliwungu menggunakan kuesioner Weber State Sniversity dan dianalisis dengan metode deskriptif presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga mengalami tingkat stres sedang sebanyak 37 responden (67.27%) sedangkan tingkat stres berat sebanyak 8 responden (14.55%) dan tingkat stres ringan sebanyak 10 responden (18.18). Penelitian ini diharapkan keluarga dan lansia untuk lebih memaksimalkan peran sertanya didalam memberikan dukungan kepada keluarga dan lansia guna mengurangi tingkat stres keluarga yang pada akhirnya dapat tercipta kehidupan mental yang lebih sehat baik bagi keluarga maupun lansia dan Sebagai tolak ukur keluarga dalam meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan dalam memberi perawatan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kata kunci : Tingkat Stres, Keluarga. DESCRIPTION OF THE ELDERLY FAMILY STRESS LEVEL ABSTRACTThe family is the unity of the people involved in the marriage, blood relationship, adoption and living in one house. The presence of significant events such as family members who have elderly in a home creates stres for families who care for them so that the demands are forcing the family to be able to adapt to the berubahan in terms of allocating their time to care for the elderly. This study aims to describe the level of stress in families with elderly. This study used a descriptive exploratory method, the total sample of 55 respondents. The study was carried out in the village of Mororejo Kec. Kaliwungu used the Weber State Sniversity questionnaire and analyzed it using descriptive percentage method. The results showed that most families experienced moderate stress levels as much as 37 respondents (67.27%) while severe stress levels were 8 respondents (14.55%) and mild stress levels as many as 10 respondents (18.18). This research is expected that families and elderly people to maximize their participation in providing support to families and the elderly to reduce the level of family stress which ultimately can create a healthier mental life for both families and the elderly and as a family benchmark in increasing knowledge and skills in giving daily life care activities. Keywords: Tinhkat Stress, Family
DAMPAK CYBERBULLYING TERHADAP DEPRESI PADA MAHASISWA PRODI NERS Aini, Khusnul; Apriana, Rista
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.666 KB)

Abstract

Perkembangan jejaring sosial saat ini sangat pesat, dan paling banyak pengguna jejaring sosial adalah remaja dalam hal ini adalah mahasiswa. Jejaring sosial juga dijadikan sebagai tempat mengeluarkan segala bentuk luapan emosi, dan sering juga mengungkapkan kemarahan dalam bentuk caci maki dan hinaan pada orang lain yang disebut dengan cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak cyberbullying terhadap depresi mahasiswa Prodi Ners STIKES Widya Husada Semarang. Teknik dalam pengambilan sampel  menggunakanpurposive sampling dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I dan II yang berjumlah 70 mahasiswa.Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional, kuantitatif dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner tentang pengalaman cyberbullying dan  pengukuran kejadian depresi berdasarkan Beck’s Depression Scale. Data dianalisi dengan uji Range Spearman. Menunjukkan hasil p-value 0,02 (<0,05)dan r= 0,273. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah cyberbullying berdampak pada kejadian depresi pada mahasiswa.Dari hasil tersebut diharapkan upaya pencegahan cyberbullying pada mahasiswa serta penanganan kasus depresi yang diakibatkan karena kejadian cyberbullying. Kata kunci: Dampak, cyberbullying, depresi THE IMPACT OF CYBERBULLYING TO STUDENTS’ DEPRESSION OF NURSING PROGRAM HIGHER SCHOOL ABSTRACTThe development of social networking today is very fast, and  the most of social networking users in this case are students. Social networks also serve as the point of issuing any form of emotion, and often express anger in the form of verbal abuse and insults at others called cyberbullying. This study aims to determine the impact of cyberbullying against  students’ depression of Nursing Program  Widya Husada School of Health Sciences. Techniques in sampling used  purposive sampling and the sample in this study were students of level I and II which amounted to 70 students. This study used cross sectional study design, quantitative by using research instrument in the form of questionnaire about cyber bullying experience and measurement of depression incidence based on Beck's Depression Scale. Data were analyzed by quantitative descriptive with Spearman Range test. The result shown p-value 0,02 (<0,05) and r= 0,273. The conclusions of this research is cyberbullying impact on the incidence of depression of students. From the results of this study is expected to prevent cyber bullying efforts on students and handling cases of depression caused by the incidence of cyber bullying. Keywords : Impact, cyberbullying, depression
STRES AKADEMIK DAN GEJALA GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA KEPERAWATAN Afifah, Afifah; Wardani, Ice Yulia
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.722 KB)

Abstract

Salah satu stresor mahasiswa berkaitan dengan akademik. Respon terhadap stres akademik tersebut dapat berupa psikologis dan fisiologis. Salah satu respon fisiologis stres yaitu gejala gastrointestinal. Desain penelitian adalah cross sectional, teknik sampel menggunakan Propotionate stratified random sampling dengan melibatkan 227 mahasiswa. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang tingkat stresnya tinggi yaitu 44,9% dan mahasiswa yang mengalami gejala gastrointestinal berat sejumlah 33,5%. Gejala yang banyak dilaporkan yaitu dismotilitas atas diikuti dengan gejala pada usus. Hasil uji korelasi yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara stres akademik dengan gejala gastrointestinal pada mahasiswa FIK UI (p value = 0,018; ɑ = 0,05). Hasil uji odd ratio (OR) yaitu 2,037. Hal tersebut berarti mahasiswa dengan stres akademik tingkat tinggi lebih berpeluang mengalami gejala gastrointestinal 2,037 kali dibandingkan dengan mahasiswa yang memilik tingkat stres rendah. Untuk mengurangi tingkat stres akademik seperti ujian, perlu dikembangkan kegiatan diskusi diluar waktu kuliah untuk meningkatkan persiapan. Kata kunci: gejala gastrointestinal, mahasiswa keperawatan, stres akademik ACADEMIC STRESS AND GASTROINTESTINAL SYMPTOMS IN NURSING STUDENTS ABSTRACTOne of the student stressors is related to academics. The response to academic stress can be psychological and physiological. One of the stressful physiological responses is gastrointestinal symptoms. A cross sectional study design was used, the sample technique using Propotionate stratified random sampling involving 227 students. Data analysis used univariate and bivariate analysis (chi-square test). The results showed that there are students with high stress level that is 44.9% and students who experience symptoms of gastrointestinal weight of 33.5%. Most of the nursing student complained of upper dysmotility and bowel symptoms. Correlation test result that there is a significant correlation between academic stress with gastrointestinal symptoms in FIK UI student (p value = 0,018; ɑ = 0,05). Result of odd ratio test (OR) that is 2,037. This means that students with high-level academic stress are more likely to experience gastrointestinal symptoms 2,037 times compared with students who have low levels of stress. To reduce the level of academic stress such as exams, it is necessary to develop discussion activities outside of college time to improve preparation for exams. Keywords: Academic stress, gastrointestinal symptoms, nursing students
DUKUNGAN SOSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA NARAPIDANA ANAK Sukma, Fitri Maharani; Panjaitan, Ria Utami
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.706 KB)

Abstract

Dampak  penahanan terhadap narapidana anak ialah rendahnya dukungan sosial. Dukungan sosial yang rendah menjadi salah satu faktor penyebab depresi pada narapidana anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada narapidana anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak tahun 2018. Metode penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 93 narapidana anak. Instrumen pada penelitian ini ialah kuesioner Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) untuk dukungan sosial dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) untuk tingkat depresi. Analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Jenis uji chi-square yang digunakan ialah independency test untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi. Hasil penelitian  menunjukkan ada hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada narapidana anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak tahun 2018 dengan nilai p value yaitu 0,022 (p value ≤ 0,05). Meningkatkan dukungan sosial, skrining kesehatan mental, terapi kognitif, dan terapi psikoedukasi perlu dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan status kesehatan mental dan mencegah serta menangani depresi pada narapidana anak. Kata kunci: Dukungan sosial, depresi, narapidana anak SOCIAL SUPPORT AND RELATIONSHIP WITH THE LEVEL OF DEPRESSION IN CHILDREN'S INVITATION ABSTRACTThe consequence of detention on child inmates is low social support. Low social support becomes one of the factors contributing depression among child inmates. This research aims to find out the correlation between the social support and level of depression among child inmates at Lembaga Pembinaan Khusus Anak. The methodology of this research is analytical descriptive design with the cross-sectional approach to 93 child inmates. The research instruments are Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) and Beck Depression Inventory-II (BDI-II) questionaire. This research uses univariate and bivariate analyses with chi-square test. The test type of chi-square test is used in this research is independency test to determine the relationship between social support and level of depression.  The result of this research shows the positive correlation between social support and level of depression among child inmates at Lembaga Pembinaan Khusus Anak in which the p value is 0.022 (p value ≤ 0.05). Improving social support, mental health screening, cognitive therapy and psychoeducation therapy should be done in effort to maintain mental health status, prevent and handle depression among child inmates. Key words : social support, depression, child inmates.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT ANSIETAS PASIEN PRE OPERASI MAYOR Nisa, Reza Maghfirotun; PH, Livana; Arisdiani, Triana
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.122 KB)

Abstract

ABSTRAKPasien yang menjalani operasi akan muncul perasaan ansietas seperti ketakutan atau perasaan tidak tenang, marah dan kekhawatiran. Ansietas tersebut dapat dilihat dari dukungan keluarga salah satu anggota keluarga sangat berperan aktif dalam mengurangi tingkat ansietas. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan karakateristik dan dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pasien pre operasi mayor. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui pendekatan cross sectional, pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 16 pertanyaan tentang dukungan keluarga yang telah dilakukan uji validitas dengan nilai r variabel 0,90, tekhnik sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel167 responden. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara karakteristik dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pasien pre operasi mayor dengan nilai p value <0,005. Keluarga disarankan dapat melakukan dukungan terhadap anggota keluarga yang akan dilakukan tindakan operasi.  Kata kunci :Karakteristik, Dukungan Keluarga, Ansietas Pre-operasi THE RELATIONSHIP KARAKATERISTIK AND FAMILY SUPPORT WITH ANXIETY LEVELS OF PATIENTS PRE MAJOR SURGERY ABSTRACTPatients undergoing surgery are afraid of anesthesia, fear of pain and death about ignorance or deformity or other threats to the body image resulting in anxiety, the anxiety can be seen from several characteristics of age, sex, education level, and occupation, so family support of one family member plays an active role in reducing the level of anxiety. This study aims to determine the relationship karakateristik and family support with anxiety levels of patients pre major surgery in RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. This research uses quantitative method through cross sectional approach, data collecting using  questionnaires with 16 question about family support which has been done validity test with r value of variable 0,90, the sample technique used purposive sampling with 167 respondents. The results showed that there was a significant relationship between the characteristics of family support with anxiety levels of patients pre major surgery with p value <0.005. Families are advised to support family members for surgery. Keywords: Characteristics, Family Support, Ansietas Pre-operation
GAMBARAN DISTRESS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Nurmaguphita, Deasti; Sugiyanto, Sugiyanto
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.852 KB)

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakt kronis yang berpotensi mengalami komplikasi lebih berat seumur hidup pasien. Hal inilah yang menyebabkan banyak penderita DM mengalami distress. Distress yang dialami oleh pasien ini disebabkan oleh berbagai faktor penyebab dan berbagai respon pasien terhadap penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran distress pada penderita DM. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif selama bulan Januari-Agustus 2018. Sampel sejumlah 44 penderita DM tipe II diambil secara accidental sampling di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Bantul. Instrumen penelitian menggunakan rekam medik dan kuesioner. Analisis hasil menggunakan program statistik komputer, dengan melihat distribusi frekuensi masing-masing domain. Hasil penelitian sebagian responden mengalami diabetes distress tingkat rendah (50%), 45,5 % responden mengalami diabetes distress tingkat sedang dan hanya sedikit (4,5%) responden yang mengalami diabetes distress tingkat tinggi. Domain diabetes distress yang paling tinggi adalah distress beban emosional (2,28), selanjutnya distress pengobatan (2,14), distress dengan dokter/tenaga kesehatan (2,09) dan nilai terendah terdapat pada distress interpersonal (1,90). Saran perlu diberikan edukasi atau pelatihan yang dapat menguatkan respon emosional penderita DM tipe II misalnya konseling, terapi psikologis, keterampilan komunikasi dan peningkatan koping. Kata kunci: Diabetes mellitus, distress, gambaran distress diabetes DISTRESS DESCRIPTION IN DIABETES MELLITUS PATIENTS ABSTRACTDiabetes Mellitus (DM) is a chronic disease that has the potential to experience more severe complications throughout the patient's lifetime. This is what causes many DM sufferers to experience distress. Distress experienced by these patients is caused by various causes and various patient responses to the disease. This study aims to determine how the picture of distress in DM patients. The study was conducted with quantitative descriptive method during January-August 2018. A sample of 44 patients with type II DM were taken by accidental sampling at PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta and PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul. The research instrument used medical records and questionnaires. The results analysis uses a computer statistics program, by looking at the frequency distribution of each domain. The results of the study of some respondents experienced low level of diabetes distress (50%), 45.5% of respondents experienced moderate level of diabetes distress and only a few (4.5%) of respondents experienced high levels of diabetes distress. The highest diabetes distress domain was emotional burden distress (2.28), then treatment distress (2.14), distress with doctors / health personnel (2.09) and the lowest score was interpersonal distress (1.90). Suggestions need to be given education or training that can strengthen the emotional response of patients with type II diabetes such as counseling, psychological therapy, communication skills and coping. Keywords: Diabetes mellitus, distress, diabetic distress

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 11, No 4 (2023): November 2023 Vol 11, No 3 (2023): Agustus 2023 Vol 11, No 2 (2023): Mei 2023 Vol 11, No 1 (2023): Februari 2023 Vol 10, No 4 (2022): November 2022 Vol 10, No 3 (2022): Agustus 2022 Vol 10, No 2 (2022): Mei 2022 Vol 10, No 1 (2022): Februari 2022 Vol 9, No 4 (2021): November 2021 Vol 9, No 3 (2021): Agustus 2021 Vol 9, No 2 (2021): Mei 2021 Vol 9, No 1 (2021): Februari 2021 Vol 8, No 4 (2020): November 2020 Vol 8, No 3 (2020): Agustus 2020 Vol 8, No 2 (2020): Mei 2020 Vol 8, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 7, No 3 (2019): November 2019 Vol 7, No 2 (2019): Agustus 2019 Vol 7, No 1 (2019): Mei 2019 Vol 7, No 1 (2019): Mei 2019 Vol 6, No 2 (2018): November 2018 Vol 6, No 2 (2018): November 2018 Vol 6, No 1 (2018): Mei 2018 Vol 6, No 1 (2018): Mei 2018 Vol 5, No 2 (2017): November 2017 Vol 5, No 2 (2017): November 2017 Vol 5, No 1 (2017): Mei 2017 Vol 5, No 1 (2017): Mei 2017 Vol 4, No 2 (2016): November 2016 Vol 4, No 2 (2016): November 2016 Vol 4, No 1 (2016): Mei 2016 Vol 4, No 1 (2016): Mei 2016 Vol 3, No 2 (2015): November 2015 Vol 3, No 2 (2015): November 2015 Vol 3, No 1 (2015): Mei 2015 Vol 3, No 1 (2015): Mei 2015 Vol 2, No 2 (2014): November 2014 Vol 2, No 2 (2014): November 2014 Vol 2, No 1 (2014): Mei 2014 Vol 2, No 1 (2014): Mei 2014 Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 1, No 2 (2013): November 2013 Vol 1, No 2 (2013): November 2013 Vol 1, No 1 (2013): Mei 2013 Vol 1, No 1 (2013): Mei 2013 Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan Jiwa More Issue